Stunting merupakan salah satu persoalan yang saat ini masih terus di hadapi baik di tingkat Kabupaten hingga Nasional. Upaya dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia adalah peningkatan konvergensi intervensi sensitif dan spesifik, karenanya dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, Pemerintah memberikan penekanan pentingnya konvergensi program dan kegiatan intervensi dalam mencapai target penurunan stunting di tahun 2024 pada angka 14%. Angka tersebut dapat tercapai dengan kolaborasi antara Pemerintah seluruh elemen masyarakat.
Dalam sambutannya Bupati Lombok Timur H. M Sukiman Azmy pada acara Tim Percepatan Penangan Stunting (TPPS) Kabupaten Lombok Timur bergerak yang berlangsung pada Selasa Pagi, (20/09) menyampaikan upaya percepatan penanagan stunting terus di lakukan di tengah musibah gempa bumi dan pandemi covid-19, sehingga Lombok Timur yang tadinya berada pada urutan kerakhir yakni berada pada pada urutan 10 di NTB pada tahun 2018 dengan angka stunting mencapai 47%, hingga saat ini telah berhasil di turunkan hingga 17,63% pada pekan ke dua bulan September tahun 2022.
Bupati Sukiman juga meminta kepada kepala BKKBN RI yang saat itu hadir secara virtual untuk dapat memberikan arahan terkait penanganan stunting yang kemudian akan di terapkan di Kabupaten Lombok Timur sebagai bekal membulatkan tekad untuk mencapai target 14% atau paling tidak berada di bawah angka stunting Provinsi maupun Nasional.
Menanggapi Bupati Sukiman, Kepala BKKBN RI H. Hasto Wardoyo dalam penyampaiannya secara virtual yang dilaksanakan di Genung Wanita Selong tersebut mengatakan bahwa gotong royong pemerintah bersama masyarakat dan swasta menjadi kunci penting keberhasilan penanganan berbagai persoalan termasuk stunting.
Ia juga mengapresiasi apa yang telah di lakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur karena mampu menggerakkan seluruh komponen masyarakat dalam percepatan penurunan stunting. Hal itu terbukti dengan angka stunting yang terus menurun mulai dari 47% pada tahun 2018 dan berhasil turun hingga 17,63% di bulan ini.
Ia juga menyebut bahwa pencegahan masih lebih mudah di bandingkan penanganan kasus. Ia juga mengingatkan, selain itu TPK di Lombok Timur yang berjumlah 3.062 orang merupakan yang terbesar di NTB mengingat jumlah penduduk Lombok Timur yang cukup padat.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Lombok Timur H. Ahmat dalam laporannya mengungkap strategi terbaru dalam penurunan stunting adalah pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting. Diakuinya dari 255.891 KK, sasaran stunting 152.696 diantaranya berisiko stunting. Di samping itu, sasaran pendamping sejumlah 9.970 calon pengantin serta 25.887 ibu hamil dan pasca salin.
Pada acara yang di hadiri oleh lebih dari 3.000 peserta baik secara daring maupun luring dari berbagai elemen tersebut juga dilakukan penandatangan komitmen orang tua asuh anak stunting oleh Bupati bersama Dandim, Kapolres, Manajer PT Berkah Bersama, dan PT Harco, sekaligus juga pengukuhan Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman sebagai orang tua asuh anak stunting oleh Kepala BKKBN RI.
Dalam kesempatan itu juga, pemberian penghargaan oleh Bupati kepada Ketua PKK Hj. Hartatik Sukiman Azmy sebagai Duta Pencegahan Stunting Kabupaten Lombok Timur, Ketua GOW Hj. Siti Kudsiah Rumaksi sebagai Duta Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, serta Ketua Dharma Wanita Hj. Siti Nurhidayati Juaini Taofik sebagai Duta Gender Champion Lombok Timur.
Sumber https://diskominfo.lomboktimurkab.go.id/